rss

Berita Nasional Terbaru

Powered by Blogger Widgets

Berita Internasional Terbaru

Powered by Blogger Widgets

Minggu, 02 Agustus 2009

BI Rate Turun, Kredit Sektor Konsumsi Naik


VIVAnews- Penurunan BI Rate yang diikuti oleh penurunan suku bunga SBI membuat perbankan mengalihkan dananya ke instrumen yang menghasilkan yield lebih tinggi. Akibatnya bank banyak memberikan kucuran kredit ke sektor konsumer dibandingkan kredit investasi dan modal kerja.

Menurut ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sri Yani Kusumastuti, selama 5 bulan (Januari-Mei) kredit sektor konsumsi naik Rp 17 triliun dari Rp 367,165 triliun pada Januari 2009 menjadi Rp 384,77 triliun. Sementara kredit investasi hanya naik Rp 3 triliun dari Rp 259 triliun menjadi Rp 262,46 triliun. Sedangkan kredit modal kerja justru menurun Rp 5,21 triliun dari Rp 663 triliun ke Rp 658 triliun.

Suku bunga deposito yang dibayarkan ke nasabah juga lebih tinggi dibanding SBI. Bank masih lambat menurunkan suku bunga deposito karena persepsi risiko masih tinggi. "DPK bank masih didominasi dengan dana mahal," katanya di Jakarta Minggu 2 Agustus 2009.

Suku bunga kredit konsumsi masih berada di kisaran 18 persen, atau mengalami turun tipis. Berbeda dengan suku bunga kredit modal kerja yang sudah mulai menunjukkan penurunan di kisaran 15 persen.

Penurunan bunga kredit tidak serta merta mendorong pertumbuhan kredit, karena melemahnya permintaan kredit akibat aktivitas ekonomi yang ikut melemah.

Bank juga mewaspadai lonjakan kredit macet (non performing loan/NPL) yang sudah terlihat. NPL yang naik di sektor perindustrian dari 5,41 persen pada 2008 menjadi 7,81 persen pada Mei 2009, sektor konstruksi dari 3,16 persen menjadi 5,35 persen.

Untuk meningkatkan kemampuan intermediasi perlu didukung dengan kemudahan restrukturisasi kredit sebelum menjadi kredit bermasalah. Bank sebaiknya diberi ruang untuk melakukan restrukturisasi kredit lancar sebelum menjadi bermasalah tanpa harus masuk kategori NPL.

"Agar bank BUMN dapat memperoleh pendapatan demi peningkatan modal, maka sebaiknya bank BUMN diberi kelonggaran untuk memberikan potongan pokok kredit untuk restrukturisasi kredit macet," katanya.

Sumber : yahoo.co.id
By Elin Yunita Kristanti, Nur Farida Ahniar - VIVA News

0 komentar:


Posting Komentar

Berita Ekonomi

Powered by Blogger Widgets

Berita Hiburan

Powered by Blogger Widgets

Berita Olah Raga

Powered by Blogger Widgets

Google News Headline